Pastor Ottorino Monaci SX adalah penggali kanal terusan pemintas jalan di Pulau Siberut, Kecamatan Siberut Selatan, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat. Kanal itu berjarak sekitar 1,5 kilometer dan memotong jarak antara wilayah Desa Muara Siberut dan wilayah Desa Katurai di Pulau Siberut Selatan.
Kanal yang kini berkedalaman sekitar dua meter dan lebar sekitar lima meter itu dikerjakan Monaci bersama sekitar 30 orang penghuni asrama Pastoran Siberut mulai tahun 1985-1991.
”Waktu itu umur anak-anak sekitar 15 tahun. Ada waktu libur satu sampai 1,5 jam dalam sehari dan waktu-waktu kosong di luar jam belajar. Pada waktu itulah mereka bikin itu (kanal),” kata Monaci.
Sebagian warga di kampung- kampung sekitar rupanya juga ikut membantu pembuatan kanal. Namun, jumlah mereka tidak seberapa, hanya sekitar 20 persen dari total pekerja.
Sebelum kanal itu terwujud, bila hendak keluar dari Pulau Siberut Selatan ke pulau-pulau lain di sekitarnya, warga setempat harus memutar lewat pantai barat dengan jarak tempuh selama dua jam menggunakan perahu. Atau, bisa juga melewati bagian bakal kanal itu dengan berjalan kaki sekitar 1,5 jam.
Kini, warga yang memanfaatkan kanal tersebut bisa menempuh jarak itu hanya dalam tempo kurang dari 30 menit. Kompas yang mencoba rute kanal itu dengan perahu motor bermesin 40 PK hanya butuh waktu tempuh sekitar 15 menit untuk melintasi kanal tersebut.
Ketika kepada seorang wisatawan asal Inggris diceritakan mengenai proses pembuatan kanal itu, dia seakan tak percaya. Pada masa modern sekarang, masih ada kanal buatan manusia yang digali secara manual.
Selepas menyusuri kanal dengan vegetasi hutan bakau pada seperempat bagian akhirnya, dan pepohonan besar di bagian awalnya, perjalanan bisa langsung diteruskan ke pulau-pulau lain di sekitarnya. Ini termasuk ke Pulau Nyang-Nyang dan sejumlah pulau lain yang menjadi taman bermain bagi para peselancar dunia di kawasan Kepulauan Mentawai.