Total Tayangan Halaman

Senin, 11 Juli 2022

3 Tingkatan Berkat dalam Konteks Perluasan dan Pencapaian Visi Pelayanan Pesat-Menurut Imamat 26

 

Tim STAK 

Pagi tadi saya boleh berkesempatan membagikan sharing firman Tuhan dalam fellowship untuk mengawali kegiatan kita di STAK Pesat. Dan tidak kebetulan saya merenungkan kebenaran firman Tuhan ini yang merupakan bagian dari perikop jadwal Bible Reading saya. Di dalam permenungannya menemukan ternyata ada tiga fase berkat bagi kita yang betul-betul mau percaya kepada Firman Tuhan dan mau melakukannya dalam kehidupan kita sehari-hari.

Di dalam perikop Imamat 26 sangat jelas menggambarkan tiga tingkatan berkat yang akan kita dapatkan dan 3 tingkatan kutuk yang akan kita dapatkan juga jika kita melakukan atau tidak melakukan Firman yang sudah dinyatakannya di dalam kehidupan kita. Meskipun dalam permenungan yang boleh saya bagikan di pagi tadi tidak mencakup pembahasan kepada 3 tingkatan kutuk karena durasi waktu yang terbatas. 

Berkat dan kutuk pasti akan terjadi kepada setiap orang. Artinya ada syarat atau ketentuan yang boleh berlaku bagi tiap-tiap kita. Dan begitu jelasnya terpampang dalam perikop pembahasan dalam nats tersebut. Dan ayat kunci seakan-akan menjadi rema yang boleh keluar begitu mengenanya dalam permenungan tersebut terletak pada ayat 3 nya yakni,

”Jikalau kamu hidup menurut ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada perintah-Ku serta melakukannya, maka…”

Jelas dalam ayat tiga tersebut penekanannya kita harus betul-betul hidup menurut ketetapan Firman Tuhan setiap hari. Berpegang pada firmannya dan setelah berpegang kita melakukannya berdasarkan pemahaman yang sudah diimpartasikan oleh Roh Kudus lewat permenungan yang keluar melalui rema-rema yang kita dapatkan setiap harinya. 

Dan syarat tersebut juga menyatakan bahwa kita kita tidak akan sanggup hidup berdasarkan ketetapanNya, jika kita tidak intim bersamaNya setiap hari. Apalagi saat akan berpegang pada perintah-Nya serta punya kemampuan untuk melakukannya. Kuncinya adalah kita membangun keintiman yang begitu rupa dulu  sehingga tiga tingkatan berkat tersebut boleh kita dapatkan dalam hidup, keluarga maupun pelayanan kita.


3 Tingkatan Berkat 

Adapun tiga tingkatan berkat ini boleh menjadi milik kita, ternyata tidak melulu kepada diri kita sebagai sentral penerima berkat tersebut. Disamping berkat yang akan kita terima ternyata ada tanggung jawab di dalam mengelola berkat-berkat tersebut. Artinya berkat tersebut akan mengalir dengan sendirinya jika kita bersiap mengambil tanggungjawab yang dibebankan di dalam mendapatkan berkat tersebut.

Berkat pertama jelas tercatat di dalam ayat 4,5 dan 10, yakni berkat materi yakni berkat yang menyasar kepada fisik kita. Dimana berkat materi yang akan kita dapatkan disertai oleh peran kita di dalam mengelola lahan atau ladang, atau tanah yang dipercayakan kepada kita untuk dikelola. 

Artinya ketika kita telah mengelolah dengan baik ladang tersebut, maka Tuhan akan mencurahkan hujan pada masanya. Sangat jelas ada bagian kita yang harus kita kerjakan dan ada bagiannya Tuhan yang akan kita terima. Hingga kita akhirnya mendapatkan panen atau buah dari hasil ladang kita tersebut.

Disaat kita masih mengirik atau mengupayakan pembersihan ladang tersebut, akan sampai saatnya musim memetik buah. Untuk lebih jelas lagi berkat materi tersebut dituliskan di ayat 10. Kita masih akan makan hasil lama dari panen yang lampau sampai tiba di panen berikutnya. Dan hasil yang lama itu masih kita akan makan sehingga kita menyimpan hasil panen yang baru.

Artinya berkat dari hasil panen tersebut akan semakin berlimpah dari tahun ke tahun bahkan dari satu panen ke panen berikutnya. Sehingga lumbung-lumbung kita memang betul-betul terisi penuh dengan berkat-berkat Tuhan. Kita tidak akan pernah merasa kekurangan karena kita punya kelimpahan yang dari Allah.

 Berkat kedua,  yang akan kita terima di saat kita hidup di dalamNya setiap hari, yakni kita akan menerima Berkat yang menyasar kepada jiwa kita. Yakni di ayat 6 jelas kita akan mendapatkan berkat damai sejahtera yang diberikan Tuhan kepada kita ketika kita berdiam di dalam negeri atau tanah kanaan yang diberikan Tuhan kepada kita.

Kita tidak akan mudah terkejut bahkan gangguan dari apapun itu, seperti gangguan atau ancaman dari binatang buas tidak akan membuat kita khawatir untuk tinggal dan berdiam disana. Karena kembali lagi ada damai sejahtera yang betul-betul Tuhan sediakan dan Tuhan sudah berikan bagi kita.

Kemudian kemanapun kita melangkah ada shalom atau damai sejahtera Tuhan turut hadir disana. Karena hal tersebut terimpartasi langsung lewat kehidupan kita. Artinya lingkungan dimana kita berada menjadi pusat shalom atau pusat damai sejahtera dan orang-orangpun akan merasakan damai tersebut mengalir dalam kehidupannya. 

 Berkat ketiga, adalah berkat pelipatgandaan. Ada dua hal yang akan berlipat ganda di dalam kehidupan kita. Pertama kompetensi kita di ayat 8. Tertulis lima orang dari antaramu akan mengejar seratus orang, dan seratus orang dari antaramu akan mengejar selaksa atau sepuluh ribu musuh kita yang akan kita taklukkan.

Untuk peningkatan kompetensi kita selain butuh upaya kita sendiri, ternyata ada syarat berikutnya yakni kita harus berjejaring satu dengan yang lainnya untuk meningkatkan atau mengasah kompetensi kita bisa semakin berlipat. Semakin kita berjejaring dengan komunitas yang jauh lebih banyak maka kompetensi atau kemampuan kita pun akan semakin tajam dan sangat berlipat.

Yakni dengan 5 orang mengalahkan 100 orang artinya 1 orang mampu mengalahkan 20 orang musuh. Sementara ketika kita berjejaring bersama dengan 100 orang ternyata mampu mengalahkan musuh hingga sepuluh ribu orang. Artinya 1 orang mampu mengalahkan 100 orang musuh.

Jika seadainya kita tidak berjejaring bukan tidak mungkin kita hanya akan mampu mengalahkan satu musuh saja. Sementara kalau kita berjejaring kompetensi kita akan semakin terasah dan kemampuan kitapun akan semakin meningkat. Oleh karena itu pentingnya kerjasama dan pentingnya jaringan yang harusnya kita bangun dari hari ke sehari dalam kehidupan kita.

Kemudian berkat kelimpahan kedua yang akan kita terima, berkat keturunan. Artinya Tuhan akan membuat kita bermultiplikasi lewat anak cucu yang akan meneruskan perjuangan atau kompetensi atau kemampuan yang selama ini kita miliki. Berkat tersebut tidak berhenti di kita saja tapi diteruskan kepada anak cucu kita atau generasi selanjutnya.


Pencapaian dan Perluasan Visi Pelayanan Pesat

Di dalam konteks komunitas Pesat, ketiga berkat ini sangatlah penting di dalam pengembangan dan perluasan visi dan misi pelayanan Pesat di paruh kedua yakni di tiga puluh tahun kedepan. Yakni kerinduan kita melihat ada 75 ribu pemimpin gereja dan masyarakat yang akan berjuang melawan kemiskinan di bangsa ini dan bangsa-bangsa lainnya. 

Ketiga berkat yang hanya akan kita peroleh jika kita semua komunitas Pesat betul-betul hidup di dalam ketetapan Tuhan, kemudian kita terus berpegang pada perintah-perintahnya dan terakhir kita senantiasa terus-menerus melakukan Firman Tuhan tersebut di dalam praktek kehidupan kita masing-masing.

Secara berkat materi kita akan berkelimpahan karena tanah yang kita kerjakan, Tuhan senantiasa buat berhasil dan beruntung. Bahkan mampu menyimpan hasil panen yang baru karena kita masih menikmati hasil panen yang lama.

Artinya pelayanan kita pastinya tidak akan pernah merasa kekurangan. Segala kebutuhan operasional di seluruh sentra-sentra pelayanan bahkan divisi-divisi yang ada bukan hanya cukup bahkan berlimpah. Karena kita sungguh-sungguh hidup di dalamNya, berpegang pada perintahNya dan melakukan FirmanNya.

Sehingga mungkin menjadi bahan permenungan kita bersama, jika kita masih kekurangan apa yang masih belum berkenan kepada-Nya dalam pelayanan yang sedang kita kerjakan saat ini? Tentu masing-masing kita semua komunitas yang harus menjawabnya. Bukan hanya dijawab oleh para pemimpin kita, kita yang ada di lapangan-pun harus menjawabnya.

Berkat kedua yang mengacu kepada jiwa dalam konteks komunitas pelayanan kita. Yakni ada damai sejahtera di dalam pelayanan yang kita lakukan setiap harinya di seluruh wilayah pelayanan yang kita kerjakan. Artinya keberadaan kita sebagai anggota komunitas mendatangkan Shalom atau damai sejahtera Tuhan hadir di desa-desa dimana kita berada.

Sehingga kalau keberadaan kita di satu tempat justru membuat banyak orang sakit hati kepada kita, membuat pedih mata orang saat melihat tingkah kita, artinya kehidupan kita tidak menjadi berkat, maka secepatnya lah kita harus berpaling dan meninggalkan perbuatan-perbuatan tersebut.

Berkat ketiga yakni berkat pelipatgandaan. Di dalam berkat ketiga ini boleh dikatakan menjadi kunci untuk keberhasilan di dalam pencapaian pelayanan dan penggenapan visi Pesat di tahun 2047. Dan kuncinya terletak kepada kemauan kita satu dengan yang lainnya berkolaborasi.

Satu divisi dengan divisi yang lainnya memunculkan kolaborasi yang unik dan unity atau kesatuan yang harmonis. Satu sentra dengan sentra yang lain menghasilkan kolaborasi dan kerjasama sehingga menghasilkan percepatan. Satu orang dengan satu lainnya di dalam satu unit bidang pelayanan  saling berkolaborasi di dalam melakukan satu pelayanan tertentu, bahkan tidak lupa mengasah kompetensi yang dimiliki oleh masing-masing kita.

Coba bayangkan hal tersebut jika kita lakukan terus-menerus oleh tiap-tiap kita baik di sentra maupun di seluruh divisi, apa kira-kira yang akan terjadi? Sebab Firman Tuhan sendiri mengatakan jika kita lima orang saja mengalahkan seratus orang dan seratus orang mengalahkan sepuluh ribu orang.

Bukankah kita kini lebih dari lima orang di tiap-tiap unit pelayanan yang ada di sentra-sentra yang ada? Seharusnya kita bisa memuridkan minimal 100 orang di tiap-tiap unit sentra pelayanan kita masing-masing? Dan jika memang ada dua atau tiga di tiap unit FC yang ada seharusnya kita bisa menghasilkan setengah dari 100 murid?

Bayangkan 5 murid yang kita hasilkan, yakni murid yang betul-betul melakukan ayat 3 di dalam Imamat 26, yakni hidup menurut ketetapan Tuhan, tetap berpegang teguh serta melakukannya, bukankah nantinya mereka akan menghasilkan 100 murid yang lainnya? Dan total 50 murid yang kita hasilkan bukankah akan menghasilkan 10 ribu murid yang lainnya?  

Kemudian secara komunitas bukankah kita juga lebih dari 100 orang jumlahnya?  Bahkan jika merujuk di WA grup komunitas saja perkiraan kita ada 300 orang lebih seharusnya kita bisa menghasilkan 30 ribu murid setiap tahunnya? Bukankah ini sudah akan mencapai setengah jalan dari total 75 ribu murid yang akan kita hasilkan? Karena kembali lagi prinsip pelipatgandaan tersebut yang ada dalam ayat 8 nya.

Sehingga kalau hal tersebut tidak terjadi, maka kembali lagi di ayat 3-nya, benarkah kini kita sudah sungguh-sungguh hidup di dalam ketetapanNya? Benarkah kita sudah berpegang teguh pada perintah-perintahNya? Dan Sudah kita melakukannya Firman-Nya atau perintah-Nya?


Janji Tuhan

Ketika Allah sendiri sudah menyatakan ini dalam firman-Nya, bahkan sejak di zaman Musa, tentu hal ini bisa terjadi di dalam kehidupan kita saat ini. Bahkan dalam kehidupan komunitas pelayanan yang sedang kita kerjakan saat ini.

Tentu sebelum melakukan kolaborasi demi kolaborasi yang ada, masing-masing dari kita sudah melakukan atau menunaikan apa yang menjadi tugas pokok dari pelayanan yang sedang dikerjakan. Artinya ada tanggungjawab untuk menyelesaikan bidang-bidang yang dipercayakan kepada kita masing-masing.

Hal itu dibuktikan dengan kita mengerjakan tanah atau ladang yang dipercayakan kepada kita sehingga kita bisa mendapatkan berkat pertama tadi, yakni berkat materi yang melimpah. Kemudian ada damai sejahtera saat melakukan pelayanan demi pelayanan yang ada. Baru kemudian akan terjadi kolobarasi 5 mengalahkan 100 dan kolaborasi 100 mengalahkan 10.000.

Kemudian ketiga berkat ini juga akan semakin nyata dalam komunitas kita dan kita akan menerimanya karena Tuhan sendiri juga sudah berjanji kepada kita di ayat 11,12 dan 13. Yakni Tuhan akan menempatkan “Kemah Suci-Nya” hadir di tengah-tengah pelayanan kita. Artinya ketika Kemah Suci-Nya hadir di tengah-tengah pelayanan kita, kesucian dan kekudusan hati kita akan tetap terjaga. Kita tidak akan tega untuk melakukan perbuatan dosa sekecil apapun itu, karena kita kerap melihat Kemah Suci-Nya ada di tengah-tengah kita.

Kedua, Tuhan akan hadir di tengah-tengah kita. Tuhan menjadi Allah kita, dan kita akan menjadi umat pilihan-Nya. Artinya jika kita merasakan kehadirannya di tengah-tengah kita, sudah pasti baik berkat fisik, jiwa bahkan berkat pelipatgandaan tersebut akan segera terealisasi dalam kehidupan pelayanan kita.

Terakhir, kutuk dosa yang menimpa kita selama ini benar-benar Tuhan sudah patahkan. Sehinga kuk dosa yang telah merintangi kita selama ini di dalam pelayanan kita, benar-benar terlepas. Dan kitapun merasa ringan dan berjalan tegak untuk bisa hidup di dalam ketetapan-Nya, tetap berpegang pada perintah-Nya dan kita mampu melakukan Firman-Nya setiap hari.

 

Inspirasi Renungan  Bible Reading di pagi hari, Lopait,  11 Juli 2022.