Total Tayangan Halaman

Senin, 04 April 2011

Refleksi Film "The Freedom Writing"


Ketika saya menonton film ini, banyak hal-hal baik yang bisa dipelajari dari film ini. Suatu film yang sangat menggugah hati dan memberikan pencerahan serta berefleksi, tentang apa yang telah kita lakukan selama ini. Kita kadang melihat hal-hal yang tampak luarnya saja, tapi kita jarang melihat hal yang paling dasar, dibalik dari luarnya itu. 

Meskipun Miss G. seorang guru yang belum memiliki pengalaman, namun ia mampu membuktikan bahwa ia adalah seorang guru yang bisa mengubahkan muridnya. Ia mendidik murid-murid yang dahulunya mereka semua adalah penjahat, gangster yang suka main pukul dan sering terjadi pemukulan bukan hanya di dalam kelas tapi diluar kelas bahkan dilingkungan dimana mereka berada, pemakai obat-obatan terlarang, orang yang tak pernah tertib maupun disiplin. Ia menyadari bahwa mereka sebenarnya adalah korban dari kekerasan yang sering terjadi baik dalam keluarga maupun di luar keluarga mereka sendiri. Akibat sering melihat, mengalami pengalaman-pengalaman yang mengerikan dalam kehidupan mereka, baik itu kekerasan dalam pukul-memukul, drugs, sampai tindakan pembunuhan, dan aksi baku tembak antara gangster membuat mereka menjadi monster-monster  kecil.
Miss G. tahu bahwa mereka sebenarnya membutuhkan kasih sayang, perhatian, mereka merasa tidak aman dalam kehidupan mereka, mereka terintimidasi dengan berbagai macam kekerasan yang akan selalu muncul dan akan sering terjadi dalam kehidupan mereka. Miss G tidak pernah menyerah dengan keadaan-keadaan muridnya, ia berusaha memberikan yang terbaik buat anak-anak didiknya. Ia mulai dengan membuka hati mereka, supaya mereka mau berbagi tentang pengalaman-pengalaman yang mereka alami baik secara lisan di kelas maupun secara tertulis dalam jurnal. Dan ia mengambil langkah-langkah yang tepat untuk bisa mengubah mereka secara pelan-pelan. Ia melakukan apa saja, demi perubahan terjadi pada murid-muridnya. Ia bekerja sebagai penjual kain, ia bekerja sebagai waiter di hotel dalam paruh waktunya setelah ia selesai mengajar, hanya untuk bisa membelikan anak-anaknya buku yang bisa membantu mereka dalam belajar, dan mengajak mereka ke suatu tempat yang bisa mengubahkan mereka, bahwa pengalaman yang mereka alami itu sebenarnya belum ada apa-apanya dibandingkan yang terjadi pada masa perang dunia ke II, peristiwa hollocoust, pembunuhan-pembunuhan terhadap suku Yahudi.
            Akhirnya pandangan-pandangan anak-anaknyapun akhirnya berubah, mereka mulai meninggalkan kebiasaan-kebiasaan lama mereka, tidak lagi berkelahi, dan membuang senjata-senjata mereka. Bahkan nilai-nilai pelajaran mereka menjadi sangat bagus, mereka rajin belajar dan membaca buku. Dan bahkan muridnya sudah berani menegakkan kebenaran, meskipun hal itu sungguh menyakitkan baginya, ia dianggap sebagai pengkhianat oleh kaum keluarga maupun kaum gengsternya. Mereka menjadi orang-orang yang selalu menulis tentang pengalaman hidup. Dan banyak hal-hal yang baik yang terjadi. Mereka bahkan memanggil Miss G sebagai Ibu mereka, mereka tidak mau guru bahasa inggris yang lain.
            Dalam pencapaian yang diperoleh oleh Miss G, ia dituntut untuk bayar harga. Ia harus bekerja keras mulai pagi sampai malam, bahkan ia harus mengorbankan keluarganya sendir, suaminya meninggalkannya. Meskipun pada awalnya, tidak banyak yang mendukungnya dalam usahanya, ia tidak pernah menyerah dengan kondisi yang ada. Ia tetap berjuang sampai cita-citanya berhasil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar